Jumat, 20 Desember 2013

Mengapa Homo Erectus punah?!?! #LiburanSolo (3)

Setelah selesai dari Keraton, pergilah kita cepat-cepat ke Sangiran karena kalau kesiangan khawatir hujan kata Pak Driver. Kita yang gak punya bayangan sama sekali kondisi di sana ya nurut aja untuk cepat-cepat berangkat.


Perjalanan dari keraton Kasunanan ke Museum Purba Sangiran kurang lebih 45 menit dengan kondisi jalan lancar (standard orang Jabodetabek loh ya hehe).
Tiket masuk Sangiran 15ribu bayar waktu masuk gerbang kompleks Museum Purba Sangiran. Kami sudah siap bayar untuk 5 orang termasuk Pak Driver plus mobil, tapi sekali lagi: "4 saja orangnya" :D 


Museum ini terdiri dari beberapa Ruang, dan alurnya sudah dibuat enak kita ngikutinnya dari ruang peraga satu ke ruang peraga berikutnya.

 Ada beberapa monitor peraga dengan layar sentuh yang berisi beberapa informasi, seperti informasi mengenai evolusi manusia purba di awal ruang peraga pertama dan informasi mengenai kuda nil purba dekat fosil kuda nil purba.





Di museum ini, selain display fosil manusia dan binatang purba, manekin manusia purba, juga ada informasi mengenai terjadinya lapisan-lapisan bumi, bagaimana para ahli-ahli bekerja untuk mendapatkan fosil dan mempelajari fosil. 

Untuk anak-anak seumur Dhitto dan Dhitta, sepertinya orang tua/pendamping harus aktif bercerita menjelaskan informasi-informasi dari display. Karena sepertinya untuk anak-anak seumur mereka (8 dan 7 tahun), belum habis ruang peraga pertama, mereka sudah mulai bosan membaca satu per satu secara detail informasi-informasinya, dan seperti kapak-kapak batu itu kalau tidak dijelaskan, ya betul-betul tidak menarik untuk mereka. Seperti batu dari halaman yang ditaruh di dalam display :D

Untungnya informasi yang ada di dalam museum cukup lengkap, jadi saya dan papa nya harus baca, mencerna, menyimpulkan dan menceritakan secara singkat dan menarik untuk anak-anak. Jadi seperti kapak batu itu, anak-anak lebih mau lihat lebih detail setelah dijelaskan kalau dulu manusia baru "tau" cara bikin kapak dengan memukul batu satu dengan yang lain untuk dapat bentuk tajam dan bisa dipakai untuk memotong.

Di ruang peraga lainnya, banyak penjelasan mengenai kegiatan mencari dan mempelajar fosil, dari nama-nama ilmuwannya, sampai display peneliti sedang mencari fosil.
Ada tulang paha dan rahang gajah purba juga yang boleh disentuh, dan ini cukup mengurangi kebosanan anak-anak untuk lanjut ke display berikutnya.



Tapi yang berkesan buat saya hasil dari kunjungan ke museum ini adalah:
"manusia adalah mahluk satu-satunya yang mencari asal-usulnya dan mempelajarinya untuk memperbaiki kehidupan selanjutnya"
Jadi ingat dulu pernah nonton film cowboy, lupa apa judulnya, seorang ibu guru marah-marah dengan seorang bapak yang gak ngasih anaknya sekolah untuk bisa baca karena merasa gak ada gunanya untuk belajar dan berubah. Sang ibu guru bilang, kenapa dinosaurus itu punah karena mereka gak pernah mau belajar dan berubah (mungkin beradaptasi ya)
hmm... mungkin setahun dua tahun lagi kalau ke sini lagi anak-anak sudah lebih bisa nangkep lebih ya...

Benar-benar seperti diingatkan lagi untuk tidak terjebak di zona nyaman sehingga gak mau belajar lagi :)














o ya, yang menarik lainnya adalah film tentang pembuatan model Homo Erectus dan Florensis. Sampe lupa fotoin filmnya juga saking kita terkagum-kagum nonton cara tim nya dari mendesain, mencetak sampai mewarnai dan memberi rambut model manusia purba itu berdasarkan fosil yang ada. Hasilnya seperti foto berikut :)







Gambir, Serabi Solo dan Pengantin Jawa #LiburanSolo (1)

Walaupun Eyang-nya anak-anak itu asli Solo, tapi kita sama sekali belum pernah ke Solo,  belum dapat kesempatan. Waktu dapat kabar Januari kemarin kalau Mbak Mote akan nikah di bulan Desember 2013 ini, langsung direncanakan untuk bawa Dhitto & Dhitta ke Solo, walaupun akhirnya mepet-mepet juga cari tiket dsb karena menunggu kepastian jadwal UAS. Dhitto antusias banget karena ingat banget Pakde nya kasih tau ada "Museum Purba" dan kesukaannya sama Serabi Solo "yeayyy aku mau makan Serabi Solo yang asli donggg" :)

Dan dimulai dari Jumat, 13 Desember 2013. Emang bawaan gak tenang aja kalau pergi, kalau telat kena macet bisa mules di perjalanan, saya minta ijin pulang setengah hari dari kantor. Padahal jadwal kereta kita pk.20.20 (Argo Lawu dar Gambir). Khawatir maceetttt karena itu hari Jumat plus hujan pula... 
Sampai di rumah, siap-siap perbekalan untuk snack sore dan makan malam anak-anak Papa-nya, pk.14.00 kita sudah berangkat dari Bekasi buat jemput Papa di kantornya di daerah Kelapa Gading.
Antusiasnya anak-anak bikin mereka gak bisa tidur siang di mobil, pura-pura merem sambil cemas juga kayaknya lihat hujan yang deres banget.

Waaaa.... jalanan lancar buanggetttt, sampai di kantor Papa belum jam 3 sore. Papa langsung telepon taksi untuk ke Gambir, dan petualangan pertama berawal di kantor Papa ini. Anak-anak baru tau kalau ada "Polisi" Safety yang bakalan nyemprit kalau duduk di kursi dengan cara yang tidak aman. Semua barang diletakkan di tempatnya di dalam garis kuning. Papa-nya ngajarin cara baca schedule project & progressnya yang dipasang pakai benang :)
daaannnn kita pun panik karena setelah 15 menit menunggu, informasi dari pool taksi, belum ada taksi yang merespon pesanan karena macet dan banyaknya penumpang.
Duh, siap-siapa untuk bawa mobil dan inepin di stasiun kayaknya. Untungnya 5 menit kemudian ada supir taksi yang telepon untuk konfirmasi :)
Gak tau emang dimudahkan mungkin ya, perjalanan dari Kelapa gading ke Gambir yang kita prediksikan bakalan lebih dari 1 jam itu ya kok lancar banget walapun hujan deresssss banget. Dhitta udah teler ketiduran juga, Dhitto juga... dan belum 15 menit mereka ketiduran, sudah harus turun dari taksi.


Pertama kali juga anak-anak ditugasi bawa kopernya masing-masing (yang isinya jaket, ransum dan boneka panda mereka masing-masing). Dhitto ikut Papa-nya buat tukar tiket ke loket, terus... hmmm... ya kita nongkrong dulu jadinya early dinner di salah satu restoran fast food di Stasiun Gambir.




 Be te juga tu Dhitto udah mau ke atas aja lihat kereta karena gak tahan dengar suara gemuruhnya kereta lewat di atas kita.... duh #ndeso nya anak saya ya, ini pertama kali juga buat mereka naik kereta jarak jauh (dulluuuu mereka kecil pernah ke Bandung dan Dhitto cuma ingat samar-samar). Senengnya cuma nongkrong di peron lihatin kereta datang dan pergi dan dengar suara "nakson" nya kata Dhitta :)


Menunggu itu memang paling membosankan, datanglah rombongan kami satu per satu, mulai dari Eyang, Bude, Oom dan Tante... dannnn.... off we go on the choo choo train... gak sampe satu jam perjalanan, pules juga dua anak ini...


Sabtu, 14 Desember 2013, kurleb pk. 03.30, dan Dhitttooooo haduhhh pekanya itu loh... begitu ada pemberitahuan sudah sampai Stasiun Tugu Yogyakarta, langsung bangun dan ngelongok ke jendela "udah sampe ya udah sampe ya". Dan perjalanan dari Yogya ke Solo itu jadi sangat lamaaaa untuk Dhitto. Dan sekali lagi yang bikin percaya kalau kita selalu dilindungi dalam perjalanan, kereta sampai cuma telat 5 menit dari jadwal.... hooraaayyy pertama kali naik kereta telat kurang dari setengah jam loh.. salut sama perubahan di PT KAI ini jadinya. Sampai juga di Solo dan tujuan pertama pastilah: SARAPAN :)
Oom Totok bawa kami ke Soto Kirana buat sarapan. Dhitta yang suka kuah itu enak banget makan soto seporsi. Dhitto yang be te lagi karena gak suka kuah, akhirnya dapet tempe bacem dan langsung makan 2 potong besar :D
Setelah drop Oom Totok di hotelnya dan kita belum dapat kamar, kita lanjut ke warung sotonya Tante Nindya, teman dari grup Microtia. Anaknya yang ke-2, Jonathan juga sama seperti Dhitta, punya telinga Nemo :) 
Selama ini cuma BBM-an saja, akhirnya ketemu juga... senangnya dapat saudara baru...

Tujuan berikutnya sebelum masuk ke hotel untuk istirahat: SERABI SOLO. Driver dari mobil carteran bawa kami ke Jalan Notosuman. Di situ ada 2 penjual serabi, Serabi Notosuman Ny. Lidia dan Serabi Notosuman Ny. Handayani. Untuk hari ini kita pilih di Ny. Handayani.
Beli sedus isi 10, polos dan coklat, harganya 21ribu, dengan asumsi untuk mereka berdua plus anak-anak Oom Totok, Radya & Tiara, akhirnya cuma sisa 2, gak tau tu Dhitto makan berapa, Dhitta makan berapa... akhirnya... Serabi Solo yang asli, kata Dhitto.



Acara utama hari Sabtu, 14 Desember 2013 adalah ya nikahan Mbak Mote. Pertama kali juga anak-anak lihat akad nikah, mereka baru pernah lihat upacara nikah di gereja dan di vihara. Dan baru pertama kali juga mereka lihat orang yang mereka kenal, Oom dan Pakde nya dengan kostum beskap lengkap dengan kerisnya. Menu makanan pertama setelah akad, lanjut dengan acara resepsi yang buat kita juga pertama kali. 
Tamu undangan semua duduk di kursi yang sudah diatur full di ruang resepsi. Petugas catering menuangkan minum ke gelas-gelas yang ada di meja-meja kecil di antara kursi-kursi dan bikin stress karena takut anak-anak nabrak meja itu.
Semua makanan dari pembuka sampe penutup ya ueennaakkk semua tu he he... Sementara kita makan, upacara dilangsungkan. Dhitto & Dhitta yang sudah kenyang dengan makanan pembuka, pindah nongkrong di baris paling depan buat lihat upacara dan tariannya. Abis itu, Dhitto nongkrong di pinggir panggung dengerin orkes keroncong yang ngisi acara.

Dhitta, ya normalnya anak perempuan, antri demi bisa foto sama Mbak Mote yang malam itu terlihat sangat cantik dan beda
Satu lagi pembelajaran untuk mereka tentang keberagaman dan kayanya budaya bangsa kita ya :) Jangankan di masyarakat, di keluarga kita pun sudah beragam banget kan...


Prajurit dan Raja itu ada beneran ya Ma?!?! #LiburanSolo (2)

Dan hari kedua, Minggu, 15 Desember 2013.... Sudah tidak sabar Dhitto selalu nyebut-nyebut Museum Purba. Tapi saran dari Oom Totok, lebih baik ke Keraton dulu daripada kesorean dan keburu tutup. Informasinya ada dua keraton di Surakarta ini, Keraton Kasunanan Hadiningrat dan Mangkunegaran. Gak punya bayangan sama sekali, kita minta diantar ke keraton Kasunanan saja, dengan pertimbangan sekalian mau mampir ke rumah ex boss Papa yang setau kami rumahnya di kompleks Keraton itu juga, sambil nunggu informasi no teleponnya yang ternyata sudah ganti.

Tiket masuk ke Keraton harganya 10ribu. Waktu kita beli tiket, Bapak yang jaga di situ bilang : bayar 3 saja Pak, itu yang satu masih anak kecil ... :D loh Dhitta tu masih kecil ya he he. Lalu Bapak itu menawarkan untuk memandu kami. Kami tanya berapa fee nya, beliau jawab biasanya 50ribu tapi Bapak Ibu mau kasih kurang atau lebih ya ndak apa-apa. *loh* he he.... bener-bener berasa ya beda sama di Jakarta yang udah jelas angkanya he he...

Dari tempat beli tiket ke pintu masuk, kita melewati sekolah. Sekarang sekolahnya judulnya SMP Kesatriyan, ceritanya, dulu itu sekolahan anak-anak raja yang laki-laki, Kasatriyaan.



hasil jepretan "juru foto komersial" n
Di pintu masuk ada patung besaaarrr, informasi dari Pak Pemandu, itu adalah patung PB VI, raja yang sangat berpengaruh, beliau juga yang mendanai perang Diponegoro dalam rangka melawan penjajah Belanda. Nah di sini ni suka ada tukang foto yang ikut-ikutan motoin terus begitu kita keluar dari situ, sudah ada hasil cetakannya. Pertamanya ditawarin 20ribu per lembar, ada 5 lembar foto kita. Tapi saya tawar dan kasih 20ribu dan cuma 2 foto yang kita ambil lah yang lainnya jelek beneerrrr...



Waktu kita masuk, passss banget waktunya prajurit keraton itu berbaris lengkap dengan marching bandnya untuk masuk (entah ke mana). Takjub banget Dhitto & Dhitta lihat pasukan prajurit itu yang rata-rata sudah berusia lanjut, dan Dhitto ngakak banget waktu salah satu prajurit berbaju merah sambil pegang pedang dengan tangan kiri di dada, tangan kanannya pegang handphone dan bicara dengan suara kencang "halloooo.... hallooooo...."

Pak Pemandu menjelaskan tentang abdi dalem, lalu lanjut ke pendopo dan ruangan raja di belakang pendopo itu. Lampu menyala di dalam pertanda raja ada di dalam. Dhitto & Dhitta lagi-lagi takjub... karena gak kebayang sama mereka raja tu ada beneran, bukan di dongeng saja :D. Lanjut ke bangsal tempat perjamuan makan dan acara-acara resmi seperti pemberian gelar. Konon bangsal ini pernah terbakar habis tepat pada saat keraton berumur 200 tahun. Cerita Pak Pemandu, sisa-sisa kebakaran dibawa ke Pantai Laut Selatan untuk "dikembalikan" kepada Kanjeng Ratu Kidul, karena janji Kanjeng Ratu Kidul akan menjaga keraton selama 200 tahun dan peristiwa kebakaran tepat 200 tahun setelah keraton berdiri. 
Dijelaskan juga beberapa artis seperti Syahrini, Anang, Dorce dianugrahi gelar bangsawan karena mereka memberikan donasi untuk pemeliharaan keraton ini. Karena keraton ini sekarang cuma simbol dan tidak punya kekuasaan, makanya diharapkan adanya donasi untuk pemeliharaan keraton. 
Dari halaman itu ditunjukkan bagian ujung sana itu dapur keraton yang dipakai untuk menyiapkan makanan untuk upacara Sekaten. Lalu pintu-pintu besar yang sekarang ruangannya dipakai untuk penyimpanan barang, dulunya dipakai oleh anak-anak raja. Aturannya, anak-anak raja tidak boleh lagi tinggal di dalam keraton setelah mereka menikah. 
Pohon yang ditanam di halaman itu adalah pohon sawo kecik karena membawa makna "kebaikan". 


dari tempat kita duduk sampai ujung pendopo,
kita harus jalan jongkok untuk menghadap Raja
Di part sini agak menarik juga Dhitto & Dhitta waktu tau: kalau mau ketemu Raja harus jalan jongkok dari ujung luar pendopo sampai di ujungnya, dan Pak Pemandu memberikan contoh cara jalan jongkok itu. Pandangan berbinar-binar mata sambil nyengirnya itu selalu membesarkan hati kalau saya tidak salah sesedikit mungkin dibawa ke mal dan bawa anak-anak ke tempat-tempat liburan seperti ini. Thanks banget buat @museumceria dan @LiburanAnak yang sudah sukses meracuni saya dalam membuat itinerary liburan :D

Di halaman depan pendopo itu juga sempat lihat seorang abdi dalem yang sedang ritual seperti sembahyang lengkap dengan dupa dan sesajennya. Benar-benar hal baru buat Dhitto & Dhitta.


gong perang
Lanjut kita dibawa ke dalam museumnya. Ada kereta kuda, wayang kulit yang usianya sudah hmmm lupaa berapa tahun tapi sudah tua banget, payung-payung yang dipakai untuk penobatan raja, payung putar untuk "hipnotis" karena jaman dulu belum kenal anastesi, maka anak yang mau dikhitam di"bius" dengan payung itu... :) Gong perang, yang dipukul tanda mulainya peperangan, 

ada dayung kapal perang, mangkok keramik yang konon untuk mengetes apakah makanan sultan ada racunnya atau tidak.
Periuk bessaarr yang kapasitasnya 50 liter beras.... kotak-kotak untuk membawa barang lamaran dan banyaknya sesuai sama apa ya.. duh kok lupa, pokoknya Dhitto sampe ternganga-nganga dengerin beratnya kotak buat lamaran itu...


foto dengan penampakan
Dan raja yang paling diinget sama anak-anak adalah PB X karena di fotonya perawakannya agak gemuk dan ceritanya: istrinya 40 dan anaknya seratusan :)) 
juga ada foto PB X dengan permaisuri dan satu putrinya, tepat di belakang PB X, ada penampakan wajah... itu juga yang bikin anak-anak inget banget




Yang paling menarik buat saya adalah beberapa guci antik cina, yang kalau ditabuh suaranya seperti suara gamelan.... adem banget dengerin Pak Pemandu itu nabuh guci-guci itu, mana cuaca juga lagi mendung gitu...



Selesai dari keraton, anak-anak tu bolak balik nanya, Ma, prajurit dan raja itu kan cuma ada di dongeng... itu raja tu beneran? atau patung?? (Dhitta ini mah yg nanya) orang beneran? dia ada di dalem? bisa ngomong? orang biasa?
sudah coba dijelasin, nanya lagi nanya lagi... duh mama papa nya sampe bingung gimana lagi jelasinnya.

Waktu keluar, ada prajurit yang menjaga pintu dan kita bisa foto dengan prajuritnya itu, diharapkan kita memberi seikhlasnya untuk mengisi kas.

Nah, tapi agak terbantu, sorenya, kami balik lagi ke komplek keraton itu, untuk mampir ke rumah eks boss papa. Judul di depan gerbang rumahnya: Ndalem MulyoKusuman. Jadi, Bude Dewi, istrinya Pakde Agus Rusbagyo itu, adalah cucu pangeran. Jadi pahamlah mereka kalau Raja itu "orang beneran". Dan sekarang rumah itu kosong dan Bude Dewi yang nempatin.
Rumah itu sudah jadi Cagar Budaya loh, ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Tapi gak tau juga apa efek lainnya selain tidak boleh dirubah, lihat kondisinya yang sudah mulai miring palang dan tiangnya, gak kebayang berapa besar biaya yang dibutuhkan kalau mau rapih-rapih rumah itu.
Yang menarik adalah, saya baru tau, komposisi rumah itu harus mulai dari pendopo, lalu ruang utama, kamar tidur utama di tengah dan 2 kamar tidur dengan posisi simetris di pinggirnya. Jadi rumah sebesar itu cuma ada 2 kamar karena 1 kamar yang di tengah itu sepertinya jadi seperti tempat keramat (^-^)
Di ruang tengah depan kamar utama, ada meja pendek dan permadani kecil, yang katanya sering dipakai orang untuk... ya mungkin sembahyang atau seperti itu, masih ada sesaji bunga-bunga di meja itu.
Tepat di balik tembok halaman belakang, itu adalah makam dari Kiai Solo. Jadi ya kata Tuan Rumah, sudah gak aneh kalau malam itu suka ada bayangan lewat brebet brebet atau tiba-tiba timbul wangi di sekitaran rumah..... :D masih dibecandain anak-anak: kalau ke Solo lagi nginep di sini ya, berani gak?
Tapi anak-anak gak ngeh tu he he, malah Dhitto nanya: itu ranjang Raja? Raja suka ke sini? Raja sekarang nomor berapa? terus kalau datang tidur di situ? itu foto Raja ke berapa?
Tadinya mau foto-foto jadi mikir karena Tuan Rumah cerita rekan lain yang pernah ke situ dan foto-foto, hasilnya blank semua 

Kurang lebih begitu pengalaman pertama anak-anak tentang keraton. Sempat juga lihat kebo bule di alun-alun dan diceritain driver kalau kebo bule tu sakti, waktu satu suro pasti balik sendiri ke situ.... tanggapan anak-anak: wahhh kebo nya pintterrrr X_X ha ha... 















Rabu, 24 Juli 2013

Keep Smiling Little Nemos

Pingin "merekam" saja apa yang sudah pernah saya share sebelumnya, setelah beberapa waktu yang lalu, seorang sepupu Dhitta di restoran dengan kencengnya teriak: DIDDDDAAAAA (panggilan untuk Bundanya), LIAT DEH TELINGA DHITTA KAYAK BEGITU!!!!!

Duh, rasanya lemes banget, lutut langsung berasa lemes mau langsung lari nyamperin Dhitta & peluk dia aja rasanya... mencoba menahan emosi, nyamperin Dhitta yang mimiknya agak berubah, dia kelihatan mikir, tapi sepertinya berusaha cuek dengan mengaduk-aduk bahan pangsitnya yang lagi dia buat waktu itu. Pucat sedikit anak itu. Saya tanya ke sepupunya itu: Tiara baru tau ya telinganya Dhitta kecil sebelah? Memangnya begitu dikasih Tuhan dari Dhitta lahir, iya kan De?
Dhitta lihat saya, senyum, matanya bulat seperti biasa dan bilang: iya kan seperti Nemo :)

Bukan saya yang harusnya ditanya apa saja tipsnya sehingga anak bisa sehebat Dhitta, tapi saya yang banyak belajar dari Dhitta. Untuk kemudahannya menikmati hidup, kemurahan hatinya untuk semua orang, dan semangatnya untuk menyelesaikan semua tugas ada.

Terima kasih Tuhan, untuk dua hadiah yang sudah Kau berikan, walaupun saya jauh dari layak untuk itu.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dear all,

Sekedar sharing saja... ,sehubungan dengan kondisi Dhitta dengan telinga microtia nya (Dhitta microtia grade 3, daun telinga tidak sempurna dan atresia, saluran telinga tidak ada). Minggu kemarin, 26,03.2013 kami pergi ke KK Hospital di Singapura atas referensi seorang teman di Grup Microtia. (http://www.kkh.com.sg)

Di sana kami bertemu dengan Prof Henry Tan di ENT Centre (Ear Nose Throat) di KK Hospital tersebut.

Agak tegang juga masuk ruang prakteknya, karena, masalah pertama adalah bahasa, sepertinya kalau sudah dalam kondisi seperti itu, lidah rasanya kelu untuk bicara pakai bahasa asing ya (^^)

Ternyata Prof Herny Tan sangat sangat ramah. Pertama beliau masuk ruangan, menanyakan maksud tujuan datang, tidak  bisa bicara apa-apa cuma kasih lihat telinga kanan Dhitta.

Komentar pertama Prof Tan sangat bikin ringan: if she is my daughter, i would just let it that way :)

Telinga Dhitta yang sebelah kiri dilihat, dibersihkan sedikit, dan komen dalam bahasa melayu: lihat ini telinga cantik sekali...

Terus dikasih penjelasan lebih lanjut:
opsi 1: just let it that way
opsi 2: operasi plastik, rekonstruksi daun telinga kanannya, tapi "we are not God", bentuknya pasti beda dengan sebelahnya. Dan kondisi seperti Dhitta, organ telinga luar dan tengahnya tidak ada, hanya ada telinga dalam. Jadi daun telinga bisa dibentuk (dengan proses yg sepertinya sama seperti yang sudah bisa dilakukan di RSCM, dengan membentuk daun telinga dari tulang rawan rusuk), buat saluran telinga (lubang telinga) tapi itu tidak akan bisa membantu apapun untuk pendengarannya
opsi 3: yang ekstrim: operasi plastik untuk kedua telinga (whoaaaa.....) tapi sekali lagi untuk apa, tidak akan perubahan juga untuk pendengarannya.

Lalu Dhitta diminta melakukan hearing test seperti foto di atas. Kalau ada suara, sekecil apapun, angkat tangan. Itu instruksinya.
Gak tau suara apa yg terdengar, kata Dhitta ada suara danau, kalau di telinga kiri besar suaranya, tapi kalau di sebelah kanan kecil suaranya.
Dan dia terlihat kadang seperti ragu untuk angkat tangan atau tidak.

Setelah hasilnya keluar, kembali ke ruangan Prof Tan. Dari hasil testnya, telinga kiri fungsional normal 90-100%. Sedangkan telinga kanan cuma 20%.
Menurutnya, sekarang paling penting kerja sama dengan guru, supaya posisi duduk Dhitta di kelas, telinga kiri ke arah guru.
Saya bertanya, apakah ada masalah untuk jangka panjang kalau kita tidak melakukan apapun?
Jawabnya sambil tersenyum: masalah? sediikkkiitttt... ya kalau kita bicara ke arah telinga kanan dia kemungkinan tidak dengar dengan jelas.

Beda kasus dengan Matthew Ray (putranya Grace, yang sudah pasang BAHA dengan Prof Tan). Telinga Ray dua-duanya tertutup sehingga dibutuhkan alat bantu pendengaran.
Jauh lebih bagus memang kalau kita kasih alat bantu tersebut.
Sebagai tambahan informasi, kalau BAHA nya Ray masih ada alat yang dipasang di luar, sekarang ini sudah ada BAHA yang sepenuhnya diimplant di dalam kepala, tapi tindakan hanya bisa dilakukan untuk orang dewasa, minimal remaja.


Prof Tan bilang, bisa share dengan Matthew's mother untuk segalanya soal BAHA, biaya, plus minusnya semua :)
dan dia akan senang hati membantu kalau kita memutuskan untuk pasang BAHA.

Pulanglah kami dengan lega, selega-leganya...

tapi PR kami berikutnya, sekarang ini Dhitta ya karena dari lahir kami memang sudah memberitahu dia dan kakaknya memang kondisinya beda, tapi sampai sekarang dia tidak merasa ada masalah atau kekurangan.
Agak sedih juga Dhitta yang sudah mulai ngerti mulai bisa mengerti pembicaraan dengan dokter, diskusi kami orang tuanya dan kadang dia minta di tes untuk dibisikin di telinga kanannya. Dan memang suka salah dengar kalau dibisikin di telinga kanannya.
Jadi kalau saya pribadi kepikiran, gimana buat Dhitta bisa tau kondisinya yang berbeda dengan anak-anak lainnya, dan akhirnya bisa berproses untuk mempertimbangkan dam memutuskan untuk pemasangan BAHA atau tidak. Perlu atau tidak.
Untuk sekarang, saya merasa belum perlu karena tidak ada masalah di sekolah, Dhitta menari dan menyanyi dengan cantiknya (itu talenta dia), bahkan main piano juga dengan senangnya.

Untuk operasi rekontruksi sendiri, itu akan kami kembalikan kepada Dhitta.
Apakah dia mau atau tidak, butuh atau tidak, juga masih harus menunggu umur dan besar tubuhnya untuk cukup besar untuk melakukan tindakan tersebut (kata Dr. Dini di RSCM, sekarang ukuran tulang rusuknya juga terlalu kecil dan tidak cukup untuk sebesar daun telinga :) berat badannya sekarang baru 20 kg mungkin di atas 25 kg baru cukup)

Sekian share konsultasi Dhitta kemarin, Kalau ada masukan atau share lain, kami tunggu dengan senang hati...
dan.... keep smiling "little Nemo(s)"... 




Kamis, 27 Juni 2013

Better Late Than Never :)

Jumat, 21 Juni 2013, pagi-pagi seorang rekan kantor tiba-tiba bilang: Sus, Senin itu waktunya beli saham, soalnya ini IHSG sudah jatuh di empat ribu sekian dia sebut dan dia ceritain angka-angka selama beberapa tahun ini dia investasi di reksadana.

Wah... bingung juga ya, gimana cara belinya, pake apa, terus dikasih tau, udah dateng aja sonoh ke Bank Commonwealth (http://www.commbank.co.id) di ruko depan sana, buka rekening, terus nanti bisa beli produk reksadananya online, jadi gak repot. Bisa dari 100-200rebu kok...
hmm :)
kok tiba-tiba dapet informasi setelah malamnya sempat kepikiran ini kayaknya salah "investasi" selama ini.... 

Jam istirahat siang, saya pergi ke kantor cabang di dekat kantor, menunggu satu antrian.

Dengan ramah CS menanyakan keperluan saya, dan mulai menerangkan pertama dari produk tabungan yang mereka punya yang nantinya akan dipakai sebagai rekening sumber dana.
Karena dana yang terbatas juga, maka saya memilih untuk buka Tabungan Harian saja. ATM dan Internet banking juga bisa langsung disediakan pada saat pembukaan rekening tersebut.

Kartu ATM diberikan, dipersilakan untuk langsung ganti PIN. User ID dan token untuk internet banking juga diberikan dan langsung dicoba di PC nya CS. Dan... rekening saya pun siap untuk bertransaksi setelah saya menyetorkan sejumlah saldo di teller.

Setelah urusan isi mengisi formulir aplikasi rekening tabungan baru, CS menjelaskan mengenai produk investasi yang mereka miliki. Ada yang menarik juga salah satu produk mereka yaitu "Auto Invest" (http://www.commbank.co.id/upublic/mod_home/default_content.aspx?code=auto_invest
Dengan auto invest ini, kita bisa otomatis berinvestasi secara rutin sesuai dengan instruksi kita kepada bank.

CS memberikan formulir profile investor untuk saya isi. Dari hasil pengisian tersebut, profil investasi saya adalah: Balanced dengan proporsi investasi tertentu sesuai dengan poin yang saya dapat dari pengisian formulir tersebut. Berapa persen di pendapatan tetap, berapa persen di campuran, berapa persen di saham dll.

CS menjelaskan bahwa profil tersebut hanya sebagai rujukan, dan saya bebas menentukan pilihan saya. CS memberikan gambaran bahwa Manager Investasi yang mereka jual produknya, rata-rata adalah MI yang sudah cukup lama dan capable. CS menyarankan saya supaya membandingkan kinerja MI dari tabel yang diberikan dan terutama dari kinerja IHSG yang ada di tabel tersebut. Ada sedikit rekomendasi MI mana yang masih tidak terlalu tinggi  NAV (Nett Asset Value) nya, tapi penjelasannya memang masih sedikit banget dan sayanya juga terburu-buru karena jam makan siang sudah lewat dan anak-anak perempuan di kantor sudah dipulangkan karena kondisi demo yang tidak jelas :)

Formulir transaksi diisi, CS menjelaskan biaya transaksi pembelian termasuk PPN nya, karena waktu sudah lewat dari pk.13.00, maka pembelian baru bisa dijalankan pada Senin, 24 Juni 2013.
Pembelian produk pertama harus dilakukan di kantor cabang, tapi pembelian selanjutnya, asal dari MI yang sama, bisa dilakukan online lewat akun internet banking. Hmm, oh iya, untuk pembelian lewat internet banking, biaya administrasi penjualan mendapat diskon 50% dari biaya standard yang berlaku :)

Saya melakukan pembelian minimum untuk 3 produk dari 3 MI berbeda dengan pertimbangan supaya sudah ada variasi produk dan bisa beli online selanjutnya.

Senin, 24 Juni 2013, pada pk.10.00 pagi saya masuk ke account internet banking saya, dan menemukan bahwa rekening sudah terdebet tapi "CommInvestAccount" masih kosong.
Staff Call Center Bank (500030) menjelaskan bahwa untuk transaksi tersebut memerlukan konfirmasi dan approval dari Manager Investasi bersangkutan yang memerlukan waktu paling lama s/d H+3. Apabila sudah disetujui, maka data pembelian tersebut bisa kita lihat di account kita.


sudah ada pengurangang saldo di rekening untuk masing-masing pembelian produk dan biaya administrasinya.


Tapi waktu saya cek "CommInvestAccount"nya ternyata masih kosong :(









Rekan kantor saya menyarankan saya untuk beli lagi karena IHSG masih turun Senin pagi itu. Tapi bagaimana karena yang kemarin saja belum diapprove. Menurut beliau, itu baru pk.13.00 ditutup (dan gak ngerti "tutup" ini apa dan gak keburu nanya karena buru-buru) jadi tunggu sehari lagi untuk ikut harga besok....

hmm kayaknya mainan baru lagi ni, banyak yang perlu dipelajari lagi dan perlu pembiasaan dan seperti biasanya, kalau baru-baru dapet mainan gini, mules :D

Dan Selasa, 23 Juni 2012, sekitar jam 10 pagi, saya buka lagi "CommInvestAccount" dan.... voilĂ  .... sudah muncul list "mutual funds" yang sudah saya beli :)
List per produk dan NAV hari tersebut dan nilai Rupiah dari total unit








Ternyata gak semengerikan yang saya bayangkan untuk jadi "investor" dengan punya unit reksadana.
Pingin liat dulu perkembangannya beberapa bulan ini, dan kalau memang bagus hasilnya, "Auto Invest" yang bisa dilakukan dengan nilai minimal Rp.100,000 per bulan mungkin layak dipertimbangkan lebih lanjut :)

Tidak apa sedikit terlambat, daripada tidak sama sekali. Sudah waktunya semangat lagi menyiapkan untuk masa depan. 

Dan berikut beberapa link yang belum sempat saya baca juga :D

detikFinance | Belajar Reksa Dana (1)
http://m.detik.com/finance/read/2013/06/11/075210/2269660/722/belajar-reksa-dana--1-

detikFinance | Belajar Reksa Dana (2)
http://m.detik.com/finance/read/2013/06/18/072541/2276347/722/belajar-reksa-dana--2-




detikFinance | Belajar Reksa Dana (3)


Dan jadi kepikiran waktu diskusi dengan beberapa rekan kantor, ada yang berpikiran untuk "mundur" dari perusahaan, tapi karena kalau mundur baik-baik justru hanya dapat "sedikit" maka mencari celah untuk bisa di P*K supaya bisa mendapatkan "uang pisah yang lebih besar" :(

Tapi ada komen dari atasan yang sangat menohok: kalau kita kerja sampai pensiun saja, uang pensiun yang kita terima itu cuma cukup untuk hidup kita selama 3 tahun ke depannya saja.

Nah kan... There's no free and easy lunch 

Tetap harus berpikir untuk jangka panjang. Mencoba untuk lebih rileks dan tidak parno mengenai masa depan, tapi tetap konsisten untuk menabung dan berinvestasi.





Rabu, 05 Juni 2013

Pasca Kuretase

Fisik si gak berasa apa-apa ya setelah kuretase Sabtu kemarin, cuma nafsu makan aja yang tetep belum bisa diperbaiki.

Dan tiap polisi tidur dan lubang di jalan itu #dooh ... tapi tetap bersyukur, coba bayangin kalau masih pake #katana itu :) walaupun banyak kenangan ya Katana itu, inget gimana anak-anak waktu kecil dengan senangnya duduk di belakang dan saling kejeduk karena mobilnya ajrut-ajrutan...

Dan dapat informasi yang berguna hari ini, berusaha untuk diikuti, setelah semua yang terjadi dan dikorbankan, masak mau lebih jatuh lagi ya... got to be back to the normal me :)
produktif dong produktif... nikmatin hidup, bersenang-senang, makan enak :) dan hmmmm asa seungit duren :9 #halusinasi

Diet
  1. Meningkatkan asupan protein dalam makanan. Pasokan vitamin dan garam-garam anorganik harus dimasukkan untuk mendapatkan suplemen zat besi dalam tubuh. Ini membantu untuk mencegah anemia dan memiliki pasokan gizi.
  2. Makan makanan yang mudah dicerna.  Jangan makan makanan yang dingin atau berminyak. 
  3. Ikan, ayam empuk, telur, hati hewan, daging, kedelai, susu, kurma, biji teratai, buah-buahan dan sayuran segar menambah nutrisi untuk diet.
  4. Keringat berlebihan merupakan masalah kesehatan umum setelah aborsi. Minum 8-12 gelas air setiap hari. Hal ini untuk mencegah dehidrasi dan konstipasi.
  5. Sertakan makanan kaya protein setelah aborsi. Protein membantu meningkatkan produksi dan jumlah sel darah ; Telur, ikan dingin, kacang panggang, pisang, alpukat, wortel, keju, kacang, jeruk, sayuran berdaun hijau dan kacang almond.
  6. Untuk non vegetarian, ikan, kerang, tuna, daging sapi, babi, ayam, domba, kacang kering dimasak dan kacang polong menyediakan protein tinggi, besi dan vitamin B.
  7. Produk susu rendah lemak untuk menambah kalsium dan membuat Anda tetap kuat. Produk susu juga memberi protein dan vitamin.
  8. Hindari makan makanan pedas. 


Mencegah infeksi
Infeksi di saluran rahim dan tuba adalah komplikasi yang paling umum setelah aborsi. Hindari :
  1. Jangan memasukkan apa pun ke dalam vagina Anda selama dua minggu.
  2. Jangan berhubungan seks minimal 5 hari pertama. Paska itu, aktifitas seksual yang direkomendasikan adalah vaginal intercourse (penetrasi penis dan vagina saja) dan menggunakan kondom.
  3. Jangan gunakan tampon atau douche untuk dua minggu. 
  4.  Jangan menggunakan parfum, gelembung atau minyak dalam air mandi.

Tanda-tanda Infeksi
  1. Jika terjadi pendarahan berat hingga lebih dari 2-3 jam dan menggunakan lebih dari 2 pembalut per jam (atau darah mengalir deras seperti air keran yang terbuka). Mengalami pusing atau badan terasa ringan adalah tanda-tanda kehilangan banyak darah sehingga dapat membahayakan kesehatan, namun kasus ini jarang ditemukan (kurang dari 1%).
  2. Jika nyeri berat terus berlangsung dalam beberapa hari
  3. Jika mengalami keputihan yang berbau menyengat.
  4. Jika mengalami demam lebih dari 38 derajat celcius selama lebih dari 24 jam, atau jika demam lebih dari 39 derajat celcius selama lebih dari 24 jam.
  5. Untuk mengetahui perubahan hormon, anda dapat melakukan test pack 2-3 minggu paska tindakan aborsi. Hasil negatif menandakan bahwa hormon dalam tubuh anda sudah kembali seperti semula.



Selasa, 04 Juni 2013

"Sekarang sudah menjadi Malaikat di Surga"

Sabtu, 25 Mei 2013... ada yang tidak biasa... sudah 5 hari terlambat dari jadwal haid seharusnya. Ada perasaan senangm deg-degan dan tidak sabar untuk membeli testpack dan cek apakah benar yang dinanti-nanti beneran hadir.
Sabtu pagi itu juga 2 berita duka datang, dari seorang rekan kantor, dan seorang saudara di Bandung.

Entah kenapa, padahal rekan kantor bukan orang yang kami kenal baik dan dekat dari sekian ribu orang di tempat kami, suami istri bekerja. Pak Marmin, bagian GA di kantor, pernah bantu kami untuk benahin listrik di rumah baru kami tahun 2004 dulu.
Pertama kali melayat dengan perasaan benar-benar menyakitkan, melihat kehisterisan istri almarhum mengantar jenazah suaminya. Jujur biasanya melayat begitu 80% mungkin formalitas saja.

Jalanan yang macet, tugas belanja dapur yang tidak bisa dihindari, sampai ke rumah sore, dan teringat untuk beli test pack. Malam ini juga waktu mandi saya test... positif, dua strip muncul walaupun samar. Belum berani cerita tegas ke suami, kepikiran kondisinya yang baru saja 2 bulan lalu kateterisasi jantung. Cuma bilang, kayaknya saya hamil. Tanggapannya  langsung penolakan :( dengan alasan apakah akan jadi bagus karena banyaknya obat yang dia makan, apakah tidak akan berat untuk membesarkannya nanti, ingat loh biaya kuliah dan 10 tahun aku pensiun

Suamiku oh suamiku, waktu saya bilang, ya gak apa-apa dong, Papa pensiun, saya masih kerja 10 tahun lagi kan. Jawabnya "iya si, tapi aku gak mau kamu terbeban untuk mencari nafkah besarin anak, bukan soal sekarangnya, tapi nantinya, untuk kuliahnya, lebih baik kita fokus dengan Dhitto & Dhitta saja. Dhitto masuk kuliah saja aku sudah pensiun, tapi pasti aku sanggup siapin semuanya"
Teringat juga gimana perasaan dari awal terdeteksinya penyumbatan jantung suami sampai proses kateterisasi... ada rasa takut...

Minggu, 26 Mei 2013, pagi hari, setelah semalaman tidak bisa tidur, test ulang, dan POSITIF, tetap 2 garis muncul.
Suami tetap condong untuk tidak diteruskan saja kehamilan ini. Tapi gimana? Mau digugurkan? Tidak pernah terpikir akhirnya harus sampai ke pilihan yang selama ini dapat doktrin dari agama kalau itu benar-benar tidak dibenarkan.

Senin, 27 Mei 2013, akhirnya cerita ke Nyokap. Tanggapannya, ya coba dipikirkan suamimu saja, jangan sampai dia stress karena mikirin tanggung jawab untuk besarin anak lagi...

Mulai cari informasi dokter dari seorang teman yang biasanya "mau" membantu untuk tindakan aborsi ini... duh kata aborsi itu, benar-benar saya takut sendiri bahkan untuk menuliskannya saat ini. Dapat referensi dokter terkenal dan lokasi kliniknya. Jadwal praktek hari Rabu.

Suamiku oh suamiku, ketertutupannya bahkan ke dirinya sendiri, itu yang bikin saya benar-benar bingung. 
Keputusan harus segera diambil sebelum usia kandungan lebih besar lagi kan. Harusnya sudah jalan minggu ke-4 pada minggu ini.

Selasa, 28 Mei 2013, coba curhat dan minta saran atau referensi dokter dari kakak sepupu yang dokter juga. Tanggapannya adalah membesarkan hati, supaya tetap diteruskan, dengan keyakinan, kalau dikasih, pasti sudah disiapkan jalan untuk ke depannya.
Siang dengan perasaan tidak jelas, ke RS di dekat kantor. Dokter tidak terlalu memperhatikan penjelasan saya tentang tanggal terakhir haid. Langsung di USG dan dengan mantapnya dokter bilang "yap, positif hamil, ini ada, ukuran segini masih kecil sekali, 1 minggu"
Setelah itu duduk di meja konsultasi baru dia catat tanggal terakhir haid sambil tulis resep, kelihatan ada keraguan jadinya "yaaaa kurang lebih 2-3 minggu deh" setelah coret-coretan beliau dari tanggalan harusnya sudah 4 minggu.

Sore itu, tetap tidak ada perubahan dari suami, cuma minta, "Maafkan Mama ya Nak... maafkan Mama"

Rabu, 29 Mei 2013, pagi hari bangun dengan sakit karena kram perut. Tiba-tiba suami bilang "kalau kamu kuat nerusin hamilnya, ya sudah diteruskan saja, cuma kita harus komitmen dan diet dari sekarang, jadi bisa siapin untuk pendidikannya ya... " 
Loh kok tiba-tiba berubah pikiran?
"iya tadi malam aku kebangun-bangun terus, sepertinya anak ini bangunin aku terus"

Senang, senang, senang sekali... tapi ingat obrolan sama Nyokap, apa saya tega sama suami saya??? Ya sudah lah, tetap saya sore ini pun sudah janji dengan dokter.

Siang pergi menuju kantor suami, karena klinik dokter dekat kantor suami.

Nyokap dan teman yang kasih referensi ke dokter ini minta saya nunggu sambil berdoa, supaya diberikan jalan yang terbaik. Nyokap nyampein pesan dari adik bungsu, terusin aja kehamilannya, nanti Vava yang biayain sekolahnya....

Terima kasih Bapa, terima kasih, buat Suami yang duduk di sebelah saya, dengan perasaan yang pastinya tidak tenang juga, buat keluarga yang selalu sayang dan mendukung, buat semuanya, yang walaupun jauh tapi saya yakin dia memikirkan...

Masuk ke ruang praktek, ditanya ada masalah apa. Saya jelaskan saya terakhir haid kapan, dan hasil tespack sudah positif.
Penjelasan awal dokter, kehamilan yang baik ada 3 syarat:
1. ada kantong hamil, tempat janin itu tumbuh
2. ada "kuning telur" untuk makanan janin selama 3 bulan pertama
3. ada detak jantung, ini bisa terdeteksi di usia kandungan 3-4 minggu seperti saya saat ini dengan USG transvaginal, tapi baru bisa terdeteksi 3-4 minggu kemudian dengan USG perut

USG, transvaginal: "ya, Nyonya 100% hamil, ada kantong hamil, peranakan kiri bersih, kanan bersih, tidak ada kista, tidak ada tumor, tapi ini ukuran kantong hamil terlalu kecil untuk usia 4 minggu. Ukuran ini seperti kehamilan 1 minggu. Dan kantong hamilnya, cuma ada 1 lapisan, seharusnya ada 2 lapisan, lapisan ibu dan lapisan bayi. Nyonya hanya punya 2 lapisan, lapisan ibu saja. Jantung juga belum terdeteksi"

Kembali ke meja konsultasi, menurut Dokter, kehamilan ini bisa saja diteruskan, dengan obat "khusus" (kok bunyinya seperti "mahal" buat saya) tapi juga hasilnya hmm.... ada nada sangat pesimis dari dokter karena lapisan bayi kantong hamil itu yang tidak ada.

Berpandangan dengan suami, akhirnya bilang ke Pak Dokter sebenarnya juga kami ragu, dengan kondisi kesehatan suami. Dan Dokter pun langsung memberi jadwal untuk kuret hari Sabtu, 1 Juni 2013. Ibu datang di sini jam 3 sore, terakhir makan dan minum pukul 10 pagi.

Entah, entah lega, entah sedih, entah takut, entah... semuanya gak jelas... sudah gak bisa makan 3 hari ini dan sepulang dari dokter baru berasa capek dan lapar. Cuma kepikir, ya sudahlah, bagus masih ada waktu sampai dengan Sabtu. Kamis dan Jumat ada agenda penting di kantor. Sepertinya itu untuk sebentar menghilangkan beban pikiran dan coba gak mikirin lagi sikap apa yang harus diambil.

Sabtu, 1 Juni 2013, akhirnya hari itu datang juga. Pagi kami masih sempat bawa Dhitto ke dokter anak untuk konsultasi perkembangannya saja. Jam 10 sambil nunggu dokter anak, makan nasi bawa dari rumah, coba makan untuk siapkan tenaga, akhirnya malahan setengah lebih dimakan Dhitto dan Dhitta.
Masih ada waktu 1-2 jam sebelum harus berangkat ke dokter, coba rebahan, coba tidur karena sudah seminggu ini tidak nyenyak, yang ada perasaan sesak, gak pingin nangis tapi kok kayak keran air mata jebol, gak tau apa yang harus ditangisi.

Dokter terlambat satu setengah jam. Suster minta saya supaya BAK dulu, lalu ikut ke ruang tindakan di atas. Suami tidak boleh ikut, tunggu di bawah. 
Paling ngeri dari dulu walaupun sudah punya anak 2, tiduran di kursi dengan penyangga kaki untuk periksa dalam itu. Suster minta saya buka celana, tiduran di situ, mengatur posisi, rok dibuka dan kaki langsung diikat!!! 
Oh Bapa... mau diapain saya?

Takut, bingung, mau minta supaya boleh panggil suami untuk menemani, tapi lidah kelu. Butuh seseorang untuk pegang tangan saya saja dan bilang tidak akan apa-apa.
Dokter masuk ruang tindakan. Beri tahu nanti Nyonya boleh aktifitas biasa, jangan kerja berat, minggu depan kontrol. Sekarang dibius total, Nyonya kalau mengantuk tidur saja.
Tidak sampai satu menit setelah disuntik. Plafon di atas saya seperti berputar, rasa kalau kedua tangan saya pun akhirnya diikat, pingin teriak takut. 

Gelap....

Seperti ada yang membangunkan, tapi badan masih tidak bisa bergerak. Sudah ada di tempat tidur biasa, saya pegang perut yang sudah lembek lagi isinya, rok dan daleman sudah terpasang rapi dengan pembalut. 
Cuma terlintas sekejap: "sudah selesai, sudah tidak ada"

Suster membawakan teh manis sambil mengantar suami saya dan beri tahu sudah boleh pulang kalau bisa bangun. Lihat jam, persis 2 jam dari waktu saya disuntik.
Cuma cari penghiburan saja, minta makan Ramen di tempat baru buka itu, dengan harapan bisa ngurangin pusing dan mual dengan kuah panasnya. Setengah porsi masuk dengan rasa mual amat sangat.
Seperti zombie, berasa seperti zombie, tidak ada perasaan apa-apa...

Minggu, 2 Juni 2013, bangun tidur masih dengan pusing. Anak-anak dan suami ke gereja. Coba bangun dan bikin kue buat anak-anak, lanjut tidur lagi, mungkin efek obat bius...
masih berasa seperti zombie, tidak ada perasaan...

Senin, 3 Juni 2013, andai bisa cerita, apa saja yang terjadi di hari kemarin. Malam sampai rumah, cape, cape banget, 
BBM dari seorang teman yang saya kasih tau kenapa gak bisa ikut acara keluar kota minggu depan:
"Pasrahkan sj anak yg tdk jd dtg ke pd Tuhan kalo mmg itu sdh jalan nya Bu , doakan sj spy saat ini sdh menjadi malaikat di Surga ya"

Kata-kata itu betul-betuk bikin air mata keluar terus...ketiduran dan.... ada anak perempuan kecil di pinggir ranjang yang panggil panggil "Mama Mama..."
pingin ambil dia dan peluk, tapi badan gak bisa gerak
Suami masuk dan pakaikan selimut, saya cuma bisa bilang "Pa, anaknya perempuan"
Pelukan yang menyesakkan, sebelum akhirnya ketiduran lagi sambil nangis..

Selasa, 4 Juni 2013, ternyata, obat bius itu mematikan perasaan juga mungkin ya, hari ini baru fisik dan pikiran mulai normal, mulai perasaan menyesakkan itu datang...

Ya Bapa... saya tetap yakin, perasaan sayang itu datang dari padaMu, dan tidak akan menyakiti semua orang... kalau memang ini jalanMu, biarkan malaikat itu menemani saya terus untuk selamanya... berikan kami semua jalan yang paling baik, berikan keberanian dan kebesaran hati seperti Ibu Maria yang dengan ikhlasnya mengikuti semua rencanaMu walaupun menyakitkan... berikan kebesaran hati untuk menerima semua kondisi dan keterbatasan yang ada dan berusaha memberikan yang terbaik dengan semua keterbatasan yang ada....