Jumat, 21 November 2014

Sumpah Pemuda, Perjuangan menuju Kemerdekaan dan mempertahankan kedaulatan NKRI

Tahun kemarin waktu Dhitto masih kelas 3, pernah rencana ke Museum Sumpah Pemuda. Waktu Dhitto dapat PKN tentang Sumpah Pemuda dan dia lihat-lihat buku Museum di Jakarta hasil hadiahnya kuis @museumceria, dia sendiri yang kepingin banget.
Tapi sayangnya waktunya itu mepet libur Lebaran dan sepertinya pada tutup juga museumnya. Entah dari mana dia dapat informasi isi museumnya, dia kehilangan minat untuk pergi. Katanya: males ahhh, museumnya kecil begitu.
Dan Dhitto satu ini kalau sudah bilang "males" dooohhh bisa perang dunia kalau kita tetep maksain. Ya sudah deh, berlalu begitu aja.

Sekarang, Dhitta udah kelas 3, dan kemarin lihat dia sudah dapat materi Sumpah Pemuda itu. Tgl 28 OKtober kemarin, waktu nungguin di RS, lihat TV ada liputan Museum Sumpah Pemuda. Kelihatannya menarik, museumnya rapi dan ada fasilitas multi medianya.
Jadi saya coba ajak Dhitta dulu hari minggunya mumpun gak ada acara apa-apa buat ke Museum Sumpah Pemuda. Dia antusias banget. Deg-degan akan respon kakaknya, ternyata mau juga :)
Antusias banget anak-anak. Hari minggunya yang biasa kita ke gereja Misa jam 08.30, ini mereka rela ikut misa jam 6 pagi supaya kita gak terlalu siang ke sananya (walaupun akhirnya Dhitta gak ikut karena gak bisa bangun he he)

Sampai juga kita di Museum Sumpah Pemuda. Padahal kita sering lewat ya, tapi gak pernah ngeh loh... apalagi Kung-kung (Opa) nya anak-anak yang waktu kecilnya sering banget ngelintasin Senen-Mester tapi gak pernah ngeh juga.
Di jalan anak-anak cari di buku Museum nya dan baca kalau tiketnya dewasa Rp. 2000 dan anak-anak Rp.1000. Kaget banget mereka... dan lebih kaget lagi waktu sampai sana, ternyata gak bayar. Cuma isi buku tamu. Kata Pak Satpamnya, sekarang lagi pameran sehubungan dengan perayaan Sumpah Pemuda, jadi digratiskan masuknya.




Gak nyangka aja kalau ternyata di ruangannya sudah ber-AC, jadi cukup nyaman untuk membaca informasi yang ada di ruangan. Tidak terlalu banyak koleksi yang ditampilkan, tapi sudah cukup banget untuk membuat Dhitta ngeh dengan apa itu peristiwa Sumpah Pemuda. Yang menarik untuk anak-anak adalah bendera-bendera Jong-Jong yang ikut Konferensi, patung WR Supratman dengan latar belakang lagu Indonesia Raya.
Menyanyilah Dhitta (membaca not) di depan patung itu :)
baca not lagu Indonesia Raya *mentang-mentang udah bisa baca not habis latihan 3 bulan untuk ujian piano*


\Sayangnya semua multi media tidak difungsikan. Salah seorang petugas (petugas atau bukan kita tidak pasti juga karena pakai kaos oblong) nongol dari pintu dekat multi media yang sedang kita coba lihat dan bilang "dimatiin Bu dimatiin". Saya tanya "kenapa" dan dijawab "kan ada pameran di belakang". Dan akhirnya saya tidak menemukan korelasi antara pernyataan pertama dan keduanya X_X

Anak-anak belum terlalu betah untuk membaca keterangan-keterangan di papan yang dipasang di dinding ruangan, tapi sangat tertarik sama koran yang dibaca oleh patung di salah satu ruangan :))






Ada ruangan kepanduan juga, patung dengan atribut kepanduan lengkap dengan sepedanya juga menarik untuk anak-anak.

Di ruangan belakang, sedang ada pameran Sejarah Perjuangan Tokoh Pemuda 1928 - Mr Muhamman Roem dan Pemuda Sumatra Utara. Bagian ini tidak terlalu menarik untuk anak-anak karena isinya informasi tulisan lengkap dengan foto-fotonya. Ini menarik untuk Bapak Ibunya. Bercerita tentang perjuangan Mohammad Roem.
Ada 5-6 orang anak-anak SDN berapa Pagi di Bendungan (bendungan mana saya gak tanya lagi) yang sibuk mencatat info-info di ruang pameran. Katanya tugas dari sekolah untuk PR Minggu. Hmm... kapan sekolah anak saya bakalan kasih tugas seperti itu di samping bikin makalah yang akhirnya cuma bikin Mama-nya googling, copas dan print ya :(

Di depan ruang pameran, ada staff, seorang Ibu, yang dengan ramah sekali minta anak-anak untuk menulis buku tamu dan menawarkan minum dan permen. Anak-anak juga dikasih Buku Panduan Museum, yang kayaknya bakalan lama gak dibaca dan nanti dibaca sama anak-anak dan suka tiba-tiba "trinnggg" dapat ide he he....

Yang paling berkesan untuk saya di museum ini adalah quotes dari Bung Karno ini:

Segitu banyaknya perjuangan bangsa kita untuk bisa mulai membangun bangsa ini, tapi sekarang sepertinya orang-orang kita pada sibuk untuk memecah belah dan menghancurkan diri sendiri... 

Gak butuh waktu lama untuk menyelesaikan museum itu. Komen Dhitto: gak terlalu kecil juga seperti yang aku sangka si Ma...
tapi waktu masih pagi banget... lihat buku Museum itu, deket banget ada Gedung Joang 45, dan ada koleksi Mobil Presiden & Wapres RI pertama. Ya tambah seneng anak-anak. Hayuk lanjut...

Masuk halaman Gedung Juang, udah pada histeris aja anak-anak lihat kereta kencana yang mirip mereka lihat di Keraton Solo.. hihihi... kadang kasian juga lihat anak-anak ini, hal-hal seperti itu aja bisa bikin mereka histeris kesenangan... entah emang selera mereka begitu apa karena #ndeso ya :))



Tiket masuk museum Rp 5000 untuk dewasa dan Rp 2000 untuk anak-anak. Baca di prasasti di tembok teras gedung, ternyata gedung itu awalnya adalah Hotel Schomper.



Di salah satu ruangan ada buku "Maaf, Saya Anak Belanda-Betawi" karangan Pan Schomper anak dari pemilik hotel tersebut. Judulnya menarik ya... jadi pingin nyari bukunya.


Di dalam ruangan pameran, banyak sekali informasi mengenai perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan dan mempertahankan kedaulatan. Dimulai dari masa kerajaan-kerajaan, kondisi jaman Jepang ( di sini ada kain karung yang dipakai oleh rakyat jelata saat jaman Jepang, bikin anak-anak mikir dan langsung mereka pegang bajunya sendiri he he dan juga pedang samurai).
Perlengkapan/atribut militer seperti bambu runcing, alat makan, seragam dan mesin jahit yang dibawa laskar putri ke medan perang untuk menjahit pakaian prajurit juga menarik untuk anak-anak.
Ada ruangan untuk nonton film juga, tapi peuh rombongan anak-anak di situ, jadi kami tidak bisa ikut nonton dengan jelas.
Bangganya Dhitto waktu lihat replika tandu Jendral Sudirman: aku sudah lihat yang aslinya ni di Satria Mandala...

Mungkin karena bekas hotel jadi lay outnya banyak kamar kecil-kecil, tapi kenapa ya saya rasakan jadi sumpek banget ruangannya. Mungkin kalau tetap ditata seperti ruangan-ruangan, yang harusnya ada jendela ke luar, akan menjadi lebih segar dan menarik.
Lalu di mana mobilnya??
Sampai ke ujung ruang pameran, ada pintu kaca yang terkunci dan dari sana baru kita lihat ada seperti garasi bedinding kaca di halaman belakang yang berisi 3 mobil.
Langsung lah anak-anak pada lari lagi ke depan, keluar lewat pintu utama dan ke gerbang di samping gedung menuju halaman belakang.
Terharu ya membaca darimana mobil itu di dapat.
Yang REP-1 mobil ex Presiden Soekarno, didapat dari hasil mengelabui supir pemilik mobil (pejabat Jepang) , lalu mobil disembunyikan, dan setelah Jepang pergi, mobil itu diberikan kepada Pak Karno. Yang REP-2 mobil ex Wakil Presiden Moh Hatta adalah hibah dari kerabatnya untuk mendukung kegiatan Pak Hatta.
Sampai segitunya ya seluruh rakyat mendukung perjuangan. 


Sebelum jam 12 siang, sudah selesai kunjungan ke-2 museum. Yang senang ya Dhitta bisa ngisi buku Museumnya 2 sekaligus dalam 1 hari :)
 

Sayangnya udah menuju Bekasi lagi, sampe Pancoran baru baca komen seorang teman; deket situ ada Museum kecil Museum Nasution yang recommended banget buat didatengin....
Buat lain kali lagi ya....